Prinsip Koreksi Miopi, Hipermetropi, Presbiopi
Miopi atau rabun jauh adalah berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. Miopi terjadi jika kornea dan lensa berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina. Miopi ditentukan dengan ukuran lensa negatif dalam dioptri. Klasifikasi miopi antara lain ringan (3D), sedang (3-6D), berat (6-9D), dan sangat berat (29D).
Koreksi bagi mata miopi adalah dengan memakai lensa negatif dengan ukuran ringan yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata.Pemakaian kaca mata dapat menyebabkan pengecilan ukuran benda yang dilihat, yaitu pada setiap -1D akan memberikan kesan pengecilan benda sekitar 2%. Pada keadaan tertentu, miopia dapat diatasi dengan pembedahan pada kornea mata.
Hipermetropi merupakan keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata atau disebut hipermetropi aksial, seperti yang terjadi pada kelainan bawaan teertentu, atau penurunan indeks bias refraktif atau disebut hipermetropia refraktif, seperti afakia atau tidak mempunyai lensa.
Penderita hipermetropia sulit untuk melihat dekat dan jauh. Penderita hipermetropi pada usia muda masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa kaca mata dengan mudah, namun tidak demikian bila usia sudah mencapai 60 tahun. Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk berakomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. Pada perubahan usia, lensa berangsur-angsur tidak dapat memfokuskan bayangan pada retina sehingga bayangan akan lebih terletak di belakang retina. Pada anak usia 0-3 tahun hipermetropia akan bertambah sedikit yaitu 0-2,00 D.
Penderita hipermetropi akan merasakan sakit kepala terutama di dahi, silau, dan kadang juling atau melihat ganda. Mata dengan keluhan hipermetropi akan memerlukan lensa cembung atau konveks untuk mematahkan sinar lebih kuat kedalam mata. Koreksi hipermetropi adalah diberikan koreksi lensa positif maksimal yang memberikan ketajaman seperti dalam penglihatan normal. Penderita hipermetropi sebaiknya diberikan kaca mata lensa positif terbesar yang masih memberikan ketajaman penglihatan maksimal.
Yang terakhir adalah Presbiopia. Merupakan perkembangan normal yang berhubungan dengan usia yaitu berkurangnya daya akomodasi mata untuk melihat dekat secara perlahan-lahan. Presbiopia terjadi karena penuaan lensa dan daya kontraksi otot akomodasi berkurang. Pada penderita presbiopia mata sukar berakomodasi karena lensa sukar memfokuskan sinar pada saat melihat dekat.
Koreksi presbiopi adalah dengan menggunakan kaca mata bifokus sehingga dapat melihat jauh dan dekat. Penderita presbiopi membutuhkan kaca mata tambahan untuk membaca dekat dengan kekuatan tertentu sesuai usia, yaitu +1D unutk 40 tahun, +1,5D untuk 45 tahun, +2D untuk 50 tahun, +2,5D untuk 55 tahun, dan +3D untuk 60 tahun. Jarak baca biasnya 33 cm sehingga tambahan +3D adalah tambahan lensa positif terkuat yang bisa diberikan.
Daftar Pustaka
Crowin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Surya, Y. 2009. Optika. Jakarta: Kandel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar