Minggu, 09 November 2014

Reflective Essay Praktik Lapangan di BAF


            Pada hari Jumat, 31 Oktober 2014 tepatnya pukul 14.00 semua mahasiswa keperawatan Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2014 termasuk saya melakukan praktik lapangan pada blok Caracter Building yaitu Out Bond di Baturraden Adventure Forest (BAF). Disana saya satu ttenda bersama Selly, Tina, Anggun, Emil dan Dicha. Disana saya melakukan berbagai permainan yang sangat menyenangkan, diantaranya Triangle, Trustfall, The Ring dan Flying Fox.
            Berbagai permainan yang saya coba dan pengalaman-pengalaman saat berada di BAF membuat perasaan saya sangat senang, gembira dan bahagia. Api unggun sambil membakar jagung, minum “wedang jahe” bersama teman-teman dan dosen ketika suasana sangat dingin dan melakukan permainan outbond yang mendebarkan merupakan pengalaman berharga saya yang takkan pernah saya lupakan. Selain senang, saya juga merasa sangat ketakutan ketika bermain flying fox karena pada dasarnya saya takut dengan ketinggian, namun dari yang saya lihat bukan hanya saya yang merasa ketakutan,tetapi hampir semua teman-teman saya juga merasakan takut seperti yang saya rasakan.
            Dari kegiatan di BAF kemarin banyak sekali pesan dan kesan baik yang saya dapatkan, terutama saat melakukan ice breaking, semua permainan dilakukan memiliki pesan moral yang baik didalamnya. Ada nilai kerja sama, konsentrasi, pantang menyerah, kesabaran, saling percaya, dan masih banyak lagi. Namun disela-sela hal yang baik itu, terdapat hal yang kurang baik pula, yaitu cuaca yang kurang mendukung, suhu yang terlalu dingin, kurangnya persediaan air mineral dan banyaknya kran kamar mandi tidak berfungsi.
            Hal yang kurang baik saat berada di BAF membuat situasi menjadi sedikit tidak kondusif. Banyak mahasiswa yang sempat telat mengikuti kegiatan karena terlalu lama mengantri kamar mandi. Ada juga beberapa mahasiswa yang mengeluh dehidrasi karena kekurangan air mineral. Selain itu, lokasi BAF yang berada kaki gunung menyebabkan suhu disana menjadi sangat dingin ditambah lagi dengan hujan deras yang sempat mengguyur BAF pada jumat sore menjadikan suhu disana semakin dingin sehingga menyebabkan ada mahasiswa yang sakit karena tidak kuat menahan suhu yang begitu dingin.
            Dari kegatan di BAF kemarin saya mendapat banyak pengalaman baru dan pesan-pesan berkesan yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Pesan yang paling berkesan yang saya dapatkan adalah saat barmain flying fox. Saya mendapatkan pesan bahwa jika kita takut dan tidak berani mencoba hal untuk lebih baik, maka selamanya kita akan menetap pada posisi sekarang dan tidak akan maju kearah yang lebih baik.

            Setelah praktik lapangan lalu, rencana saya kedepanya yaitu saya akan  berusaha menerapkan nilai-nilai yang saya dapatkan di BAF dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pantang menyerah, konsentrasi dan kesabaran. Nilai tersebut terutama akan saya terapkan dalam proses perkuliahan agar kelak dapat mencapai tujuan yang memuaskan.

Senin, 03 November 2014

Reflective Essay Pangsar

           Pada hari Jumat lalu, tepatnya tanggal 24 Oktober 2014 saya bersama seluruh mahasiswa FKIK jurusan keperawatan angkatan 2014 berkunjung ke Monumen Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman. Di monumen tersebut saya didampingi oleh seorang pemandu bernama Bapak Hasto. Saya dijelaskan mengenai sejarah kehidupan dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam membela tanah air
            Perasaan kagum, haru dan bangga adalah perasaan ketika berada di dalam monumen. Saya merasa sangat kagum dengan keberanian Jenderal Soedirman dalam berbagai peperangan melawan musuh tanpa putus asa. Perasaan haru saya rasakan ketika melihat kenyataan bahwa Jenderal Soedirman berperang dalam sakit TBC yang meyerang paru-parunya hingga saat Beliau memimpin perang gerilya, Beliau harus berada disebuah tandu sederhana yang diangkat oleh anak buahnya. Kemudian bangga yang saya rasakan adalah ketika mengetahui bahwa Jenderal Soedirman memiliki rasa nasionalisme yang sangat tinggi. Beliau membela tanah air dengan sepenuh jiwa hingga pada saat sakit parahpun beliau masih rela ikut berperang demi membela NKRI. Sampainya pada umur ke-34 tepat pada tangga 29 Januari 1950 pukul 18.30 Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman menghembuskan nafas terakhirnya di Magelang.
Banyak hal baik yang didapat dari kunjungan ini. Saya jadi lebih banyak mengetahui informasi penting mengenai kehidupan Jenderal Soedirman, selain itu saya juga menjadi lebih paham betapa beratnya perjuangan Jenderal Soedirman dalam berperang melawan musuh. Namun saat berada di monumen tersebut ada satu kendala yang membuat kunjungan tersebut menjadi kurang baik, yaitu ketidaksemibangan antara pemandu monumen dengan jumlah mahasiswa yang masuk.
            Ketidakkondusifan saat berada di monumen menjadikan banyak mahasiswa yang kurang dapat mengambil pelajaran mengenai perjuangan Jenderal Soedirman. Hal ini karena banyaknya mahasiswa yang masuk kedalam monumen, yaitu sekirar 40 anak, sedangkan pemandu yang bertugas menjelaskan segala hal mengenai sejarah Jenderal Soedirman hanya satu orang. Ini menyebabkan mahasiswa tidak dapat sepenuhnya mendengar penjelasan dari pemandu dan cenderung mengabaikan penjelasaan tersebut.
            Saat kunjungan ke Monumen Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman, banyak sekali ilmu bermanfaat yang dapat saya ambil. Saya belajar dari amanat yang disampaikan oleh Jenderal Soedirman bahwa kita tidak boleh lengah dalam menghadapi situasi apapun, sebab kelengahan menimbulkan kelemahan dan kelemahan menimbulkan kekalahan sedang kekalahan akan menimbulkan penderitaan.

            Setelah kunjungan ke Monumen Penglima Besar TNI jumat lalu saya menjadi akan lenih berusaha meningkatkan jiwa nasionalisme saya terhadap NKRI. Berusaha meneladani sikap patriotisme yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman serta berusaha menjaga negara Indonesia sebagai peninggalan dari pejuang-pejuang bangsa termasuk Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman.